Social Icons

Pages

Selasa, 11 Desember 2012

Tentang IUD

Apa itu IUD ?

IUD atau Intra Uterine Device adalah alat kontrasepsi non hormonal yang dipakai di dalam rahim. Jika menggunakan istilah bahasa Indonesia, IUD ini diistilahkan menjadi AKDR atau alat kontrasepsi dalam rahim.

Pada jaman dahulu IUD ini berbentuk spiral, maka orang sering menyebutnya dengan spiral. Coba anda tanyakan pada orang-orang yang berusia diatas 40 tahun yang ber-KB IUD, pasti mereka akan menjawab “Pakai spiral”.
Saat ini, IUD Spiral sudah jarang diproduksi. Namun kini digantikan dengan IUD Copper T. Jenis IUD Copper T ini biasanya adalah Cu-T 380A dan IUD Nova T (Schering). Yang akan kita bicarakan disini adalah jenis IUD Copper T, Cu-T 380A.
Sesuai namanya, IUD ini berbentuk seperti hurup T. ukurannya kecil, antara 3 – 4 cm, terbuat dari bahan plastik lentur dan dililiti oleh kawat halus yang terbuat dari bahan tembaga. Terdapat benang halus pada ujung bawahnya, yang berfungsi sebagai alat kontrol atau indicator keberadaan IUD di rahim anda.
Efektifitas IUD ini tergolong baik, hampir mendekati 99,4% dapat mencegah kehamilan. IUD dipasangkan di dalam tubuh anda untuk jangka waktu yang cukup lama, antara 8-10 tahun.
SUMBER


Bagaimana IUD bekerja ?

Sebelum mengetahui cara kerjanya, ada baiknya anda memahami terlebih dahulu tempat dipasangkannya IUD ini, yaitu di dalam rongga rahim. Dipasangkan oleh dokter atau bidan terlatih dengan cara-cara yang sangat steril. Waktu pemasangan IUD ini tidak lama meskipun untuk memasukkan IUD ke dalam rahim adalah melalui lubang vagina. Dengan menggunakan alat bernama inserter, yang berukuran sebesar sedotan minuman, IUD akan dimasukan. Kemudian jika sudah tepat berada di dalam rahim, inserter ini akan dikeluarkan. Dan IUD akan tertinggal di dalam rahim.
Berbeda dengan metode kontrasepsi hormonal, IUD ini tidak mengandung hormone. Memang pada beberapa alat IUD ini ada yang mengandung hormone progestin. Namun yang kita bicarakan disini adalah IUD non hormonal. Nah, sebagai alat kontrasepsi non hormonal,  cara kerja IUD ini berbeda dengan Implant atau metode kontrasepsi hormonal lainnya. Jika pada metode kontrasepsi hormonal, ada hormone-hormon yang dilepaskan dari alat kontrasepsi yang mempengaruhi keadaan rahim, nah pada IUD ini tidak ada. Murni bekerja sebagai penghalang sperma menuju tuba fallopii supaya tidak terjadi pembuahan.
Lilitan tembaga yang terdapat pada IUD berfungsi untuk menghambat laju sperma supaya tidak bisa mencapai sel telur yang berada di saluran telur (tuba falopii) dengan sempurna. Keberadaan lilitan tembaga ini bisa diibaratkan sebagai jalan berkelok yang akan dilalui sel sperma sehingga lajunya menjadi lebih lambat.
Jika dilihat dari jangka waktunya, metode kontrasepsi IUD ini merupakan metode kontrasepsi jangka panjang. Sesuai namanya, memang jangka waktu pemakaian efektif dari IUD ini cukup lama. Efektifitas IUD ini antara 8-10 tahun.
Meskipun jangka waktu IUD ini cukup lama, namun jika anda merencanakan kehamilan sebelum masa pakai IUD ini habis, maka anda bisa membuka IUD ini kapanpun ketika anda ingin membukanya. Menurut para ahli, kesuburan akan segera kembali begitu anda membuka IUD ini. (HS)
SUMBER


Persyaratan pemakaian IUD

Seperti halnya metode kontrasepsi lainnya, jika anda ingin menggunakan IUD maka anda pun harus membaca dulu tentang persyaratan pemakai IUD. Siapa saja yang boleh memakainya, dan siapa saja yang tidak boleh menjadi pengguna IUD ini.
Saya akan mencatatkan untuk anda, siapa saja yang boleh menjadi pengguna IUD dan yang tidak boleh.
Berikut ini adalah yang boleh menggunakan IUD:
-       Perempuan Usia subur
-       Perempuan yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
-       Perempuan yang sedang berada dalam masa menyusui, dan menginginkan IUD sebagai alat kontrasepsinya supaya tidak menghambat lancarnya ASI
-       Perempuan yang tidak menghendaki metode hormonal
-       Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
-       IUD dapat digunakan pada semua perempuan perokok
-       Perempuan pasca keguguran boleh menggunakan IUD apabila terlihat tidak ada infeksi
-       Sedang memakai antibiotika atau antikejang, boleh menggunakan IUD
-       Untuk perempuan-perempuan yang memiliki kondisi tumor jinak di payudara, penderita kanker payudara, pusing-pusing sakit kepala, tekanan darah tinggi, varises di tungkai, juga penyakit jantung, BOLEH menggunakan IUD.
-       Perempuan yang pernah menderita stroke, penderita diabetes, memiliki kelainan hati dan empedu, terkena malaria, dan penyakit tiroid, juga BOLEH menggunakan IUD.
-       Perempuan yang menderita TBC nonpelvik juga boleh menggunakan IUD.
-       Serta perempuan yang memiliki penyakit epilepsy juga boleh menggunakan IUD.
-       Penderita skistosomiatis (infeksi yang disebabkan cacing pita)
-       Serta perempuan yang telah mengalami kehamilan ektopik (hamil diluar kandungan), dan pembedahan pelvik.

Sedangkan yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah:
-       Perempuan yang sedang hamil (ada kemungkinan sedang hamil)
-       Memiliki riwayat perdarahan vagina namun belum diketahui penyebabnya
-       Sedang menderita infeksi alat genital
-       Kelainan bawaan rahim yang abnormal, atau terdapat tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi badan rahim.
-       Terkena penyakit trofoblast yang ganas, yaitu penyakit yang timbul biasanya setelah mengalami hamil anggur.
-       Diketahui menderita TBC pelvik
-       Mengalami kanker alat genitalia
-       Perempuan yang memiliki ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Nah, anda bisa memastikan apakah anda boleh menggunakan IUD atau tidak setelah anda membaca poin-poin diatas. Jika anda tidak begitu yakin dengan kondisi kesehatan anda, silahkan konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan yang akan memasangkan IUD kepada anda, mengenai kondisi rahim dan kesehatan anda. (HS)
SUMBER


Keuntungan-kerugiannya!

Seperti halnya alat kontrasepsi yang pernah saya catatkan sebelumnya, bahwa setiap alat kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangan. Ini menjadi penting anda ketahui karena sebagai calon akseptor anda berhak memperoleh informasi yang benar tentang alat kontrasepsi yang akan anda pilih dan anda gunakan.
Termasuk IUD, sudah pasti alat kontrasepsi ini memiliki kekurangan dan juga kelebihan.
Apa saja sih kelebihan atau keuntungan dari alat kontrasepsi dalam rahim ini? berikut ini adalah beberapa point mengenai keuntungan IUD:
-       Efektifitasnya tinggi. 0,6 – 0,8 kehamilan per 100 perempuan yang menggunakan IUD (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
-       Akan segera efektif begitu terpasang di rahim anda
-       Anda tidak perlu mengingat-ngingat ataupun melakukan kunjungan ulang untuk menyuntik tubuh anda
-       Tidak mempengaruhi hubungan seksual dan dapat meningkatkan kenyamanan  berhubungan karena tidak perlu takut hamil
-       Tidak ada efek samping hormonal seperti halnya pada alat kontrasepsi hormonal
-       Tidak akan mempengaruhi kualitas dan volume ASI
-       Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus dengan catatan tidak terjadi infeksi
-       Dapat digunakan hingga masa menopause (1 tahun atau lebih setelah masa haid terakhir)
-       Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
-       Dapat dipasang kapan saja, tidak perlu pada saat masa haid saja asal anda tidak sedang hamil atau diperkirakan hamil.
Selain keuntungan diatas, anda juga harus memperhatikan kerugian dan efek samping dari IUD ini, apa saja?
Ada beberapa efek samping dari penggunaan IUD ini, diantaranya:
-       Perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama, dan akan berkurang setelah 3 bulan
-       Haid akan lebih lama dan lebih banyak.
-       Kadang-kadang terjadi pendarahan (spotting) diantara masa menstruasi
Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada saat seorang perempuan memilih untuk ber-KB IUD, maka akan ada alat kontrasepsi yang merupakan benda asing bagi rahim.  Karena IUD ini berbahan dasar padat, maka pada saat dinding rahim bersentuhan dengan IUD bisa saja terjadi perlukan. Hal inilah yang dapat mengakibatkan keluarnya bercak darah (spotting) di antara masa haid. Demikian pula ketika masa haid, darah yang keluar menjadi lebih banyak karena ketika haid, terjadi peluruhan dinding rahim. Proses ini menimbulkan perlukaan di daerah rahim, sehingga apabila IUD mengenai daerah tersebut, maka akan menambah volume darah yang keluar pada masa haid anda. Darah yang keluar bisa dibedakan, biasanya jika spotting, yang keluar adalah berwarna merah segar, sedangkan pada saat haid, darah akan berwarna kecoklatan.
Jika pada saat haid anda mengalami kondisi yang lebih sakit dari biasanya, itu juga ada kaitannya dengan IUD ini. Biasanya pada saat masa haid ini rahim akan berkontraksi dan dinding rahim akan sedikit berdenyut dikarenakan ada benda asing di dalam tubuh anda. Untuk mengatasi hal ini, anda dapat mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit yang banyak di jual bebas di apotek atau toko obat.
Nah, selain ketiga efek samping di atas, ada pula beberapa komplikasi lainnya yang merupakan kekurangan dari IUD ini, yaitu:
-       Akan terasa sakit dan kejang selama 3 hingga 5 hari setelah pemasangan
-       Mungkin dapat menyebabkan anemia jika pendarahan pada saat haid sangat banyak
-       Jika pemasangan tidak benar, bisa saja terjadi perforasi dinding uterus.
-       Tidak bisa mencegah infeksi penyakit menular seksual
-       Tidak baik digunakan pada perempuan yang rentan terkena penyakit menular seksual karena sering berganti pasangan
-       Jika perempuan yang terkena IMS (infeksi menular seksual) memakai IUD, dikhawatirkan akan memicu penyakit radang panggul.
Keterbatasan IUD harus pula anda ketahui supaya anda dapat mempertimbangkan dan meyakinkan pemilihan alat kontrasepsi ini sebagai pilihan utama anda. Apa saja keterbatasannya? Berikut saya catatkan:
-       Memerlukan prosedur medis, termasuk diantaranya adalah pemeriksaan pelvik sebelum dipasang IUD
-       Sedikit nyeri setelah pemasangan, namun biasanya akan hilang dalam jangka waktu 1-2 hari
-       Tidak dapat dipasang dan dikeluarkan oleh anda sendiri, namun memerlukan bantuan petugas terlatih. Dalam hal ini adalah bidan atau dokter
-       Ada kemungkinan IUD bisa keluar dengan sendirinya dari rahim. Hal ini biasanya terjadi pada pasien yang baru saja melahirkan dan segera dilakukan pemasangan IUD. Selain itu, posisi IUD di dalam rahim juga dapat mempengaruhi apakah IUD dapat terlepas atau tidak. Namun kejadian ini sangat langka. Cuma hitungan per mil. Artinya hanya 1 orang yang gagal dari 1000 orang yang dipasangi IUD, serta
-       Anda harus memeriksa posisi benang dari waktu ke waktu. Untuk melakukan pemeriksaan ini, anda harus memasukkan jari anda ke dalam vagina. Sebagian perempuan tidak mau melaksanakan ini.
Catatan khusus untuk IUD ini adalah terkadang timbul keluhan dari pasangan anda ketika melakukan hubungan. Beberapa kasus mencatat bahwa para suami mengeluh bahwa terdapat gangguan pada saat berhubungan. Ini dapat dijelaskan bahwa benang IUD itu sebenarnya tidak boleh terlalu panjang dan keluar dari rahim. Nah, pada kasus keluhan tersebut, benang IUD rupanya terlalu panjang dan menggantung pada lubang vagina (liang sanggama), akibatnya benang tersebut akan ‘tersentuh’ oleh suami. Inilah yang menyebabkan gangguan pada saat anda dan suami sedang melakukan ritual hubungan. Solusinya bagaimana? Tenang saja, anda tidak perlu panik atau khawatir ketika terjadi kasus seperti ini. Anda cukup mendatangi bidan atau dokter yang memasangi anda IUD. Ceritakan keluhan yang suami anda utarakan. Nanti petugas medis akan melipat benangnya ke dalam rahim anda. Meminjam istilah salah satu trainer di balai latihan dan pengembangan KB Provinsi Jawa Barat, melipat benang ini diistilahkan dengan istilah “di blow”, hehehe. Dengan demikian keluhan suami sudah terselesaikan.
Nah, dari beberapa informasi di atas, anda dapat meyakinkan diri anda bahwa IUD ini merupakan alat kontrasepsi yang tepat bagi anda karena terlepas dari keterbatasannya, IUD ini memiliki banyak keuntungan.
SUMBER 


Catatan :
Semua artikel tentang IUD ini di ambil dari blog http://tentangkb.wordpress.com

0 komentar: