skip to main |
skip to sidebar
Sekilas mengenal Siraru alias Laron
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmb85qDu4O31y10L4hnFbn0lf-CM14swJmqijLbt3eSxjxSwbB2R8YSrc04Z24X6n7qKZBnfmma9mdWlAh43gjbsuISTww3Rf7LIARpB6P_fGwqT-t-rNYCHsbNVbvGDjsHB442EMeWU0/s320/siraru.jpg)
Saat
mengawali musim hujan laron atau Orang Sunda lebih mengenalnya dengan sebutan SIRARU mulai bermunculan di beberapa daerah.
Apalagi di malam hari, populasi siraru atau laron yang muncul bertambah, apa
penyebabnya? Laron adalah rayap yang berhasil membentuk sayapnya untuk
bisa terbang keluar dari sarangnya. Binatang ini adalah serangga sosial
anggota bangsa Isoptera. Habitat sesungguhnya dari binatang ini adalah
di pohon-pohon dan paling banyak di dalam tanah. Dikarenakan rayap mampu
menggali ke dalam tanah untuk membuat sarang mereka. Mereka juga bisa tinggal di kayu-kayu rumah, karena biasa memakan kayu-kayu.
Selain dari habitatnya, rayap yang sudah memiliki sayap yang biasa
disebut laron, sangat menyukai cahaya, salah satu penyebabnya adalah
binatang ini memerlukan kondisi yang hangat untuk tubuhnya. Itu juga
yang menyebabkan mengapa laron yang belum memiliki sayap akan menggali
tanah, dan membuat sarangnya di dalam tanah.
Dalam koloni,
rayap memang tidak memiliki sayap. Namun demikian, beberapa rayap dapat
mencapai bentuk bersayap yang akan keluar dari sarangnya secara
berbondong-bondong pada awal musim penghujan (sehingga seringkali
menjadi pertanda perubahan ke musim penghujan) di petang hari dan
beterbangan mendekati cahaya. Bentuk ini dikenal sebagai laron atau
anai-anai atau dalam bahasa Sunda disebut siraru.
Itulah salah
satu penyebab pada malam hari selalu terlihat laron yang berterbangan di
dekat lampu- lampu rumah. Koloni laron ini seakan tidak ada habisnya.
Jika melihat hampir di setiap rumah yang memiliki cahaya lampu, selalu
ada banyak laron yang berterbangan. Bahkan tak jarang, misalnya seperti
di lapangan futsal yang pada malam harinya sangat memerlukan cahaya
lampu, seisi ruangan futsal dipenuhi oleh laron dan di lapangan futsal
pun sudah seperti lautan laron yang mati. Tapi laron ini seakan tidak
ada habisnya.
Walaupun sudah banyak yang mati, populasi laron
yang bermunculan seakan tidak ada habisnya dan bahkan terkadang
meningkat dari biasanya. Keadaan ini banyak membuat resah para ibu-ibu
rumah tangga ataupun petugas kebersihan yang harus membersihkan
laron-laron yang mati setiap paginya dan tidak ada habisnya. Inilah
memang suatu dampak negatif akibat pergantian musim yang terjadi dan
hujan setiap harinya turun.
Bagaimana cara mengatasinya? Memang
jika cahaya lampu rumah atau halaman selalu menyala apalagi dengan
cahaya yang sangat terang, laron pasti akan berdatangan dan berterbangan
secara berkoloni. Cara yang paling tepat untuk mengatasi laron saat
musim hujan adalah dengan memadamkan lampu-lampu rumah, karena laron
hanya akan mencari cahaya lampu.
Bisa juga dengan mengganti
lampu-lampu rumah dengan cahaya yang redup, mungkin akan tetap ada laron
yang berterbangan, tetapi dengan cahaya redup akan mengurangi
jumlahnya. Namun jika di tempat-tempat yang memang membutuhkan cahaya
lampu, bisa dengan menggantungkan plastik- plastik beroleskan minyak
goreng, sehingga laron-laron yang berterbangan di sekitar lampu akan
melekat pada plastik kemudian mati, tapi cara ini hanya mengurangi
jumlah laron sementara waktu, sebab laron tetap akan kembali berdatangan
jika lampu masih menyala terang.
0 komentar:
Posting Komentar